Beranda | Artikel
Ciri-Ciri Orang Meninggal Masuk Surga
Jumat, 5 April 2019

Bersama Pemateri :
Ustadz Abu Yahya Badrusalam

Ciri-Ciri Orang Meninggal Masuk Surga adalah bagian dari ceramah agama dan kajian Islam ilmiah dengan pembahasan الجمع بين صحيحين (Al-Jam’u Baina As-Sahihain), sebuah kitab yang berisi Kumpulan shahih Bukhari dan Muslim karya Syaikh Yahya bin Abdul Aziz Al-Yahya. Pembahasan ini disampaikan oleh Ustadz Abu Yahya Badrusalam, Lc. pada 4 Rajab 1440 H / 11 Maret 2019 M.

Download Kitab Al-Jam’u Baina As-Sahihain – Format PDF di sini

Download mp3 kajian sebelumnya: Bab Larangan Menisbatkan Diri Kepada Selain Bapaknya

Kajian Hadits Tentang Ciri-Ciri Orang Meninggal Masuk Surga – Al-Jam’u Baina As-Sahihain

Hadits nomor 43, bab barangsiapa yang akhir ucapannya Laa ilaaha illallah, ia pasti masuk surga. Dari Abu Dzar Radhiyallahu ‘Anhu, “Aku mendatangi Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam dan beliau memakai baju putih dalam keadaan sedang tidur. Kemudian aku mendatangi beliau dalam keadaan beliau sudah bangun. Lalu Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:

مَا مِنْ عَبْدٍ قَالَ : لاَ إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ ، ثُمَّ مَاتَ عَلَى ذَلِكَ إِلَّا دَخَلَ الجَنَّةَ

“Tidak ada seorang hamba pun yang mengucapkan Laa ilaaha illallah kemudian ia wafat diatas Laa ilaha illaallah kecuali ia pasti masuk surga.”

Lalu Abu Dzar berkata:

وَإِنْ زَنَى وَإِنْ سَرَقَ ؟

“Walaupun dia berzina dan mencuri?”

Kata Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam:

وَإِنْ زَنَى وَإِنْ سَرَقَ

“Walaupun dia berzina dan mencuri.”

Abu Dzar bertanya lagi:

وَإِنْ زَنَى وَإِنْ سَرَقَ ؟

“Walaupun dia berzina dan mencuri?”

Kata Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam:

وَإِنْ زَنَى وَإِنْ سَرَقَ

“Walaupun dia berzina dan mencuri.”

Abu Dzar bertanya lagi:

وَإِنْ زَنَى وَإِنْ سَرَقَ ؟

“Walaupun dia berzina dan mencuri?”

Kata Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam:

وَإِنْ زَنَى وَإِنْ سَرَقَ عَلَى رَغْمِ أَنْفِ أَبِي ذَرٍّ

“Walaupun dia pernah berzina dan mencuri, walaupun Abu Dzar tidak suka.”

Dan adalah Abu Dzar apabila menyampaikan hadits ini ia berkata, “Walaupun Abu Dzar tidak suka.”

Dalam satu riwayat yang lain dengan lafadz:

أَتَانِي آتٍ مِنْ رَبِّي، بَشَّرَنِي – أَنَّهُ: مَنْ مَاتَ مِنْ أُمَّتِي لاَ يُشْرِكُ بِاللَّهِ شَيْئًا دَخَلَ الجَنَّةَ ” قُلْتُ: وَإِنْ زَنَى وَإِنْ سَرَقَ؟ قَالَ: «وَإِنْ زَنَى وَإِنْ سَرَقَ

“Ada Malaikat yang datang kepadaku dari Rabbku dan memberikan aku kabar gembira, bahwa “Siapa saja yang meninggal dari umatmu dalam keadaan tidak mempersekutukan Allah sedikitpun juga ia pasti masuk surga.” Rasulullah berkata, “Walaupun ia pernah berzina dan mencuri?” Maka malaikat itu berkata, “Iya, walaupun ia pernah berzina dan mencuri.”

Faidah Hadits

Pertama, keutamaan orang yang mengucapkan Laa ilaaha illallah karena mengharapkan wajah Allah Semata. Karena orang yang mengucapkan Laa ilaaha illallah itu ada yang pura-pura, ini disebut dengan orang-orang munafik.

Orang-orang munafik itu kehilangan kejujuran dalam mengucapkan Laa ilaaha Illallah. Maka yang sepertinya tidak akan diterima oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Ada juga orang yang mengucapkan Laa ilaaha illallah tapi ia melakukan pembatal-pembatal Laa ilaaha illallah. Maka yang seperti ini Laa ilaaha illallah nya pun tidak diterima oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala. Misalnya kalau dia yang mengucapkan Laa ilaaha illallah, tapi dia meminta mayat yang ada dalam kuburan, dia beristighatsah kepada orang yang sudah meninggal dunia, dia memakai jimat-jimat, ini kesyirikan yang merupakan pembatal pembatal Laa ilaaha illallah.

Maka kalau dia mengucapkan Laa ilaaha illallah tapi dia melakukan kesyirikan, tetap Laa ilaaha illallah nya tidak akan diterima oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Ada lagi orang yang mengucapkan Laa ilaaha illallah namun ia melakukan perbuatan-perbuatan yang mengurangi kesempurnaan Laa ilaaha illallah. Yaitu maksiat.

Maksiat-maksiat, terlebih maksiat-maksiat yang sifatnya besar, itu mengurangi kesempurnaan La Ilaaha Illallah.

Kita sudah sebutkan La Ilaaha Illallah memiliki 8 syarat. Yaitu ilmu, yakin, menerima, tunduk dan patuh, jujur, ikhlas, cinta dan berlepas dari kesyirikan atau berlepas dari semua yang disembah selain Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Kalau ternyata dalam merealisasikan syarat Laa ilaaha illallah nya ini kurang, misalnya ketundukannya kurang. Sehingga ia masih mengikuti hawa nafsu, masih melakukan perbuatan maksiat, berarti dia kurang dalam merealisasikan Laa Ilaaha Illallah. Atau misalnya didalam keikhlasannya kurang, dia masih jatuh kepada syirik kecil, berarti ini meniadakan kesempurnaan La Ilaaha Illallah tapi tidak menghilangkan sama sekali Laa ilaaha illallah.

Maka orang yang berzina, orang yang mencuri, orang yang merampok, orang yang melakukan dosa besar, akibat daripada kurangnya merealisasikan dari pada syarat Laa ilaaha illallah. Yaitu ketundukan dan kepatuhan kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Dan rasa cintanya kurang, kejujurannya juga kurang. Sebab kalau dia memang betul-betul jujur dalam ucapan Laa ilaaha illallah, dia tidak akan melakukan dan terus-menerus berbuat dosa-dosa besar itu.

Makanya bedakan antara orang yang Laa ilaaha illallah nya batal dengan orang yang Laa ilaaha illallah nya hilang kesempurnaannya. Kalau batal, artinya tidak diterima alis hilang. Kalau hilang kesempurnaannya, artinya dia masih seorang muslim.

Makanya dalam hadits ini disebutkan, “Walaupun dia pernah berzina dan mencuri.” Artinya kalau ia wafat di atas Laa ilaaha illallah, dalam keadaan ia pernah berzina dan mencuri dan belum bertaubat darinya, tetap ia mendapatkan jaminan masuk surga. Karena orang yang dijamin masuk surga itu ada tiga macam:

1. Orang yang masuk surga tanpa hisab dan azab. Dia adalah orang yang sempurna Laa ilaaha illallah. Dalam hadits disebutkan:

Rasulullah shallallahu ‘alahi wa sallam bersabda,

ﻫُﻢْ ﺍﻟَّﺬِﻳﻦَ ﻟَﺎ ﻳَﺘَﻄَﻴَّﺮُﻭﻥَ ﻭَﻟَﺎ ﻳَﺴْﺘَﺮْﻗُﻮﻥَ ﻭَﻟَﺎ ﻳَﻜْﺘَﻮُﻭﻥَ ﻭَﻋَﻠَﻰ ﺭَﺑِّﻬِﻢْ ﻳَﺘَﻮَﻛَّﻠُﻮﻥَ

“Mereka itu tidak melakukan thiyarah (beranggapan sial), tidak meminta untuk diruqyah, dan tidak menggunakan kay (pengobatan dengan besi panas), dan hanya kepada Rabb merekalah, mereka bertawakkal.” (HR. Bukhari)

Ini sifat yang Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam sebutkan. Mereka masuk surga tanpa hisab dan adzab. Artinya tawakal mereka kepada Allah sempurna. Ini menunjukkan akan kesempurnaan tauhid mereka kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala.

2. Masuk surga dengan hisab tapi tidak diadzab. Hal ini disebabkan karena bisa jadi mendapat syafaat.

Orang yang tidak diadzab oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala itu adalah orang-orang yang memang dia di dunia melakukan dosa. Sehingga mengharuskan ia dihisab oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Makanya hisab ada dua macam; ada hisab berat dan ada hisab mudah. Hisab mudah adalah seorang hamba hanya diingatkan saja dosa-dosanya waktu di dunia.

Mereka orang-orang yang waktu di dunia berbuat dosa tapi mereka berbuat amalan shalih dan ternyata amal shalihnya lebih berat daripada dosa-dosanya.

Mereka waktu di dunia yang merealisasikan tauhid dengan sempurna. Sehingga itu bisa menggugurkan dosa-dosa yang sangat banyak. Sebagaimana disebutkan dalam hadits:

يُصَاحُ بِرَجُلٍ مِنْ أُمَّتِي يَوْمَ الْقِيَامَةِ عَلَى رُءُوسِ الْخَلَائِقِ فَيُنْشَرُ لَهُ تِسْعَةٌ وَتِسْعُونَ سِجِلًّا كُلُّ سِجِلٍّ مَدَّ الْبَصَرِ ثُمَّ يَقُولُ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ هَلْ تُنْكِرُ مِنْ هَذَا شَيْئًا فَيَقُولُ لَا يَا رَبِّ فَيَقُولُ أَظَلَمَتْكَ كَتَبَتِي الْحَافِظُونَ ثُمَّ يَقُولُ أَلَكَ عَنْ ذَلِكَ حَسَنَةٌ فَيُهَابُ الرَّجُلُ فَيَقُولُ لَا فَيَقُولُ بَلَى إِنَّ لَكَ عِنْدَنَا حَسَنَاتٍ وَإِنَّهُ لَا ظُلْمَ عَلَيْكَ الْيَوْمَ فَتُخْرَجُ لَهُ بِطَاقَةٌ فِيهَا أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَأَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ قَالَ فَيَقُولُ يَا رَبِّ مَا هَذِهِ الْبِطَاقَةُ مَعَ هَذِهِ السِّجِلَّاتِ فَيَقُولُ إِنَّكَ لَا تُظْلَمُ فَتُوضَعُ السِّجِلَّاتُ فِي كِفَّةٍ وَالْبِطَاقَةُ فِي كِفَّةٍ فَطَاشَتْ السِّجِلَّاتُ وَثَقُلَتْ الْبِطَاقَةُ

“Pada hari Kiamat akan di teriakan seorang laki-laki dari ummatku di atas kepala seluruh makhluk, maka di sebarkanlah untuknya sembilan puluh sembilan buku catatan, setiap buku catatan yang panjangnya sejauh mata memandang. Kemudian Allah ‘azza wajalla berfirman: “Apakah kamu mengingkari sesuatu dari catatan ini?” dia menjawab; “Tidak wahai Rabbku.” Allah bertanya lagi; “Apakah Malaikat penulis-Ku mendzalimimu?” Kemudian Dia berfirman: “Apakah kamu punya alasan? Apakah kamu punya kebaikan?” Maka dengan rasa takut, laki-laki itu menjawab; “Tidak.” Allah berfirman: “Ya, sesungguhnya kamu memiliki beberapa kebaikan di sisi Kami. Sesungguhnya pada hari ini tidak ada lagi kezhaliman bagi dirimu.” Maka di keluarkanlah untuknya kartu yang bertuliskan; “Laa ilaaha illallah wa anna Muhammadan ‘Abduhu wa rasuuluhu (Tidak ada ilah yang berhak di sembah selain Allah dan bahwa Muhammad adalah hamba dan utusan-Nya).” Beliau bersabda: “Lelaki itu berkata; “Wahai Rabbku, apa hubingannya kartu ini dengan buku catatan ini?” Allah menjawab: “Sesungguhnya kamu tidak akan dizhalimi.” Maka di letakkanlah catatan-catatan itu di atas satu bagian (di sisi) timbangan, dan kartu di bagian lain (sisi yang lain) dari timbangan, ternyata catatan-catatan itu lebih ringan dan kartu itu lebih berat.” (HR. Tirmidzi)

Maka kata para ulama, ini menunjukkan bahwa semakin seorang hamba sempurna dalam merealisasikan Laa ilaaha illallah, maka semakin kuat meleburkan dosa-dosanya sebanyak apapun juga.

3. Masuk surga dengan dihisap dan diadzab. Namun mereka tidak kekal dalam api neraka. Mereka adalah setiap orang yang mengucapkan Laa ilaaha illallah tapi mereka terus-menerus berbuat dosa besar sampai mereka meninggal dunia dan ia wafat diatas Laa ilaaaha illallah dan ia tidak melakukan pembatal-pembatal Laa ilaaha illallah.

Maka orang seperti ini dibawah kehendak Allah. Kalau Allah kehendaki, Allah akan maafkan ia dan kalau Allah kehendaki Allah tidak akan memaafkan ia.

Ahlus Sunnah wal Jama’ah semua sepakat bawa orang jenis ini tidak kekal dalam api neraka.

Simak penjelasan lengkapnya pada menit ke-17:40

Download MP3 Kajian Hadits Ciri-Ciri Orang Meninggal Masuk Surga – Al-Jam’u Baina As-Sahihain


Artikel asli: https://www.radiorodja.com/46940-ciri-ciri-orang-meninggal-masuk-surga/